Jumat, 16 April 2010

FUNGSI KEPRIBADIAN PADA SETIAP INDIVIDU

Kepribadian berarti integrasi dari seluruh sifat seseorang yang diperoleh dari hasil belajar dan sifat keturunan. Kepribadian adalah cara yang khas pada tiap-tiap individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Tiap-tiap individu mempunyai cara yang berbeda-bed untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan, dan proses penyesuaian diri ini sudah dialami sejak individu itu dilahirkan. Setiap individu selalu dihadapkan pada berbagai macam persoalan dan masalah. Persoalan dan masalah ini memerlukan suatu pemecahan dan penyelesaian secara tuntas. Hal ini memerlukan kecakapan-kecakapan atau keterampilan dari individu yang bersangkutan. Aktivitas manusia mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan selalu berusaha untuk membentuk dan memiliki kebiasaan-kebiasaan yang akan bermanfaat dalam menghadapi situasi hidup dan kehidupan. Dalam kegiatan memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini manusia banyak mengalami perbenturan, berbagai macam ketegangan dan konflik. Konflik itu terjadi di mana-mana, dan pada setiap saat, yang meliputi konflik-konflik batin di dalam diri sendiri, maupun konflik batin antar individu. Di dalam menghadapi konflik-konflik ini sering kali individu tersebut belajar bertingkah laku seperti orang lain, yang sering disebut dengan identifikasi diri. Dalam proses identifikasi tidak seluruh aspek identifikasinya diambil, akan tetapi hanya diambil unsur-unsur yang dapat membantu individu tersebut untuk mengurangi ketegangannya.
Manusia adalah makhluk yang dinamis, di mana tingkah lakunya berpijak pada motivasi yang bersifat mendorong yang menyebabkan untuk melahirkan suatu perbuatan atau respon dalam usaha mencapai kebahagiaan. Oleh karena itu sering terjadi persaingan dan konflik fisik dan psikis di antara sesama manusia disebabkan oleh adanya perbedaan dalam cara-cara untuk mencapai kebahagiaan tersebut. Di samping itu ada pula konflik-konflik intern yang terdapat di dalam diri pribadi, yang disebabkan adanya kecenderungan-kecenderungan ide yang saling berbenturan serta saling mendesak, yaitu adanya ide-ide yang tinggi yang tidak dapat dicapai dengan kemampuan pribadi tersebut, sehinggan menimbulkan kekecewaan dan tekanan batin. Dengan adanya konflik bermacam-macam tersebut, membuktikan bahwa di dalam diri manusia itu selalu ada usaha untuk membentuk diri, dan membetulkan diri sendiri serta merubah diri untuk menjadi individu yang lebih baik.
Manusia itu selalu mengukur dirinya dengan norma-norma tertentu yang tidak akan pernah dicapainya secara sempurna, sehingga selalu terdapat aktivitas-aktivitas dan usaha-usaha untuk merubah diri, menyesuaikan diri dan memperkuat diri yang dapat memberikan bentuk pada kapasitas dan potensi dirinya. Walaupun ada unsur-unsur pokok manusia yang sedikit sekali dapat dirubah yaitu temperamen dan fungsi-fungsi jasmani, akan tetapi tingkah laku dan karakter dapat dirubah dan dibentuk dengan adanya nurani dan kemauan. Hati nurani adalah merupakan pengemudi dan yang menjadi hakim terhadap tingkah laku dan pikiran manusia. Hati nurani berfungsi sebagai pengontrol yang kritis untuk memberikan peringatan pada manusia agar selalu bergerak dalam batas-batas tertentu berdasarkan pada norma-norma yang ada. Di samping itu hati nurani menumbuhkan rasa tanggung jawab dan jujur serta konsekuen pada setiap individu. Dengan demikian hati nurani akan membawa ke arah tercapainya satu kepribadian yang matang, yang benar-benar terintegrir dan mempunyai rasa tanggung jawab yang tebal dan jujur, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat serta negara.
Marie Jahoda (dalam majalah psikologi populer, 1983) menulis bahwa seorang pribadi yang matang ialah orang yang dapat menguasai lingkungan secara aktif. Ia memperlihatkan satu kesatuan dari segenap pribadinya. Dia memiliki kesanggupan menerima secara tepat dunia lingkungan dan dirinya sendiri. Ia berdiri di atas kedua kakinya tanpa menuntut terlalu banyak pada orang lain. Erikson (dalam majalah psikologi, 1983) mengatakan bahwa pribadi yang sehat dan matang ialah seorang memiliki organisasi usaha yang efektif guna mencapai tujuannya. Ia dapat menerima secara tepat realitas dunia. Ia memiliki intergritas karakter dalam pengertian ethis, serius, punya tanggung jawab, toleran dan berdiri sendiri. Memiliki hubungan interpersonal dan intrapersonal yang baik, tidak terlalu egoistis, kurang atau tidak mencurigai orang lain dan bisa mempertahankan diri sendiri. Individu yang telah mencapai kematangan pribadinya mempunyai kesadaran yang cukup luas tentang diri sendiri dan orang lain. Ia sadar akan kekuatan diri sendiri, akan tetapi juga mempunyai kesediaan untuk tunduk pada kekuatan orang lain. Ia mempunyai kesadaran estetis yang tinggi, perasaan kekeluargaan dan perasaan religius. Kesejahteraan orang lain dianggap sama dengan kesejahteraan dirinya sendiri, sehingga ia mempunyai partisipasi yang tinggi terhadap kehidupan lingkungannya.
Pribadi yang matang selalu menghindari berbagai macam desas-desus dan tidak mau terlampau banyak melibatkan diri dalam urusan orang lain. Ia selalu berusaha agar dirinya tidak menjadi beban bagi orang lain, dan tidak mau mengganggu dan menghalang-halangi kebebasan orang lain dalam menemukan identitas dirinya. Orang yang matang kepribadiannya selalu tenang, semua kejadian diterima dengan rasa kesadaran. Ia akan menghadapi hambatan frustasi dengan besar hati, dan mencari sebab-sebab dari kesalahan dari dirinya sendiri. Dia dapat menggunakan waktunya dengan baik, dapat mengatasi segala hambatan dan pasrah diri terhadap takdir yang tidak dapat dihindarinya. Dia selalu tenang, serius dan berbesar hati serta gembira. Walaupun perasaannya berubah-ubah, tetapi ia harus belajar hidup dengan mengendalikan emosi-emosinya. Ia sadar akan hakekat dirinya dan berani menanggung segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan kegagalan, sehingga ia akan menjadi berhati-hati tanpa timbul kepanikan, karena cukup mempunyai pengontrolan diri.
Orang yang matang pribadinya dapat menerima kenyataan, tugas dan kewajibannya. Ia tidak menganggap dirinya sebagai satu-satunya pahlawan, akan tetapi mengakui pula jasa-jasa orang lain. Ia akan selalu bersikap objektif dan jujur serta konsekuen. Berdasarkan uraian-uraian tersebut maka menjadi jelas bahwa kepribadian mempunyai fungsi yang teramat penting bagi setiap individu. Kepribadian yang matang mengetahui akan hakekat dirinya, sehingga ia menjadi orang yang percaya kepada dirinya sendiri, penuh solidaritas, dapat menerima akan kenyataan dan bertindak konsekuen, selalu berlaku sabar,jujur dan bijaksana. Sifat-sifat yang demikian adalah merupakan sifat-sifat yang selalu didambakan oleh setiap individu, yang akan dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat dan negara.



Sumber: Majalah Psikologi Populer, Ikhtiar Sutriyanto, Edisi bulan Mei, 1983.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar