Rabu, 21 April 2010

BAHAYA AMPHETAMINE SEBAGAI OBAT PENGURUS TUBUH

Kegemukan (obesitas) memang hal yang tidak mengenakkan terutama bagi wanita, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Dan jika dipandang dari sudut kosmetik, memang kegemukan ini sangat tidak ideal, mungkin karena model pada saat ini terkenal dengan tubuh yang ramping, sehingga beruntunglah bagi mereka yang mempunyai ukuran tubuh yang ramping. Tapi bagaimana bagi mereka yang mempunyai tubuh yang gemuk? Mereka akan gelisah dan berusaha akan mengurangi kegemukannya dengan jalan apapun, baik itu dibenarkan dari segi kesehatan ataupun tidak, bagi mereka tidak penting, yang penting adalah bisa mengurangi ukuran tubuh yang tidak ideal untuk masa kini.
Sebagai ilustrasi seorang teman wanita yang mempunyai ukuran tubuh yang gemuk, dimana dia berusaha untuk mengurangi ukuran tubuhnya dengan cara meminum obat pelangsing. Setelah berbicara lebih lanjut dengannya diketahuilah bahwa obat tersebut adalah “amphetamine”. Obat ini tergolong dalam stimulantia yang mempunyai efek dapat menekan nafsu makan sehingga dapat dipakai untuk tujuan mengurangi berat badan dengan jalan menghilangkan nafsu makan, sehingga lama-lama berat badan akan turun. Di samping itu amphetamine juga dipakai untuk pengobatan bagi penderita depresi (sebagai obat anti depresan) dengan jalan merangsang saraf pusat, sebagai obat penderita epilepsy jenis petitmal, parkinsonisme, dan pengobatan intoxicaso obat-obat penekan susunan saraf pusat.
Efek amphetamine sebagai anti obesitas ini sebenarnya hanya merupakan efek samping, dan bukan merupakan tujuan dari penggunaan obat tersebut. Apabila kita amati lebih lanjut dari pemakaian obat ini, maka tidak seperti apa yang kita kehendaki, sebab jenis obat ini mempunyai sifat addiksi, yang artinya untuk memperoleh efek yang sama kita harus menaikkan dosis obat sesuai dengan efek yang kita kehendaki. Contoh:
Missal pada minggu pertama kita cukup menggunakan amphetamine satu tablet perhari, tapi pada minggu-minggu berikutnya kita akan menggunakan dosis yang lebih tinggi, misalnya 2-3 tablet perhari. Sehingga lama-lama kita tidak merasakan bahwa tubuh kita telah kecanduan amphetamine, yang justru akibatnya lebih berat dari pada kecanduan narkotik. Hal ini memang tidak kita duga, sebab amphetamine bukan golongan narkotik dan memang tujuan untuk minum amphetamine bukan untuk kecanduan, tetapi hanya sekedar untuk menurunkan berat badan.
Hal yang tidak terduga ini banyak terjadi dalam masyarakat sehingga mereka menjadi penderita ketergantungan obat, menjadi amphetamine. Sedang teman wanita tadi memperoleh amphetamine dari temannya, yang dulu badannya juga gemuk, tapi akibat amphetamine kegemukannya menjadi berkurang, sehingga teman wanita tadi ikut-ikutan minum amphetamine tanpa tahu apa akibatnya yang cukup membahayakan bagi tubuhnya.

BAHAYA AMPHETAMINE
Dengan dosis rendah: penderita merasa badannya lebih segar, baik fisik maupun mental, semangat naik, kepercayaan pada diri sendiri bertambah dan perasaan hati jadi gembira.
Dengan dosis tinggi: efek stimulasi timbul dengan cepat dan hebat mencapai suatu keadaan kicks, high dan flash suatu keadaan exite, kekuatan dan energi. Penderita merasa dirinya paling hebat, paling tinggi, merasa kuat dan sanggup melakukan apa saja.
Pada waktu efek obat mulai menurun penderita sangat gelisah, irritable, timbul berbagai ilusi dan halusinasi serta bermacam-macam waham, dia merasa diancam, dikejar-kejar dan pada saat ini dia mungkin:
- Menyakiti diri sendiri, merusak lingkungan, dapat bunuh diri, atau bahkan membunuh orang lain ataupun criminal activity yang lain.
- Dia akan berusaha kembali mendapatkan obat setiap kali merasakan penurunan efek obat sehingga terjadilah “run” yang dapat berlangsung berhari-hari.
- Atau dia bahkan akan menggunakan morphine untuk menghilangkan berbagai macam waham yang tidak mengenakkan itu sehingga dia terjerat di dalam perangkap “double drug dependence”, sehingga sekaligus dia akan menjadi amphetaminis dan morphonis.
Oleh sarjana lain (dalam majalah psikologi populer “Anda”, 1984) dikatakan bahwa dengan dosis tinggi amphetamine dapat merusak sel-sel otak, dan dapat merusak hubungan antara centrum-centrum sehingga terjadilah desintegrasi dalam kepribadian penderita yang akan berakibat sebagai psikosis obat.

SEBAGAI JALAN KELUAR
Pertama-tama anda harus menyadari atas tubuh kita yang gemuk dan berserah diri kepada Tuhan agar hati kita tenang dan tentram, sebab tidak selamanya tubuh yang gemuk itu tidak sehat. Janganlah sekali-kali kita menggunakan obat sebagai penurun berat badan kecuali dengan petunjuk dokter. Kemudian jaga keseimabangan hidup yaitu antara makan yang cukup dan teratur, bekerja dan istirahat yang cukup dan olahraga yang teratur. Sebab pada prinsipnya kegemukan disebabkan karena ketidakseimbangan antara kalori yang masuk dan kalori yang keluar sehingga apabila kalori yang masuk terlalu besar tetapi kalori yang keluar sedikit maka praktis tubuh akan menjadi gemuk. Diet yang baik dan olahraga membantu kita dalam usaha mengurangi berat badan dan sekaligus akan menambah vitalitas.
Jadi, untuk mempertahankan agar tubuh tetap ideal adalah dengan menjaga keseimbangan antara diet, kerja, istirahat, dan olahraga secara baik.




Sumber: Majalah Psikologi Populer “Anda”, Oleh Dr. B. Setia Budiarta, Edisi bulan Februari, 1980.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar