Minggu, 29 Agustus 2010

MEMBAHAS NOVEL BERJUDUL "ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH"

Kali ini saya akan mengomentari beberapa hal mengenai novel yang berjudul "ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH", karena menurut saya dalam buku ini terdapat beberapa hal yang menarik untuk dibicarakan.
Judul buku ini bagus seakan-akan menceritakan bagaimana anak miskin dilarang untuk bersekolah, oleh siapa? Pastinya oleh orang tuanya karena merasa tidak mampu untuk membiaya sekolah anak mereka dan yang melarang orang miskin bersekolah ada keadaan, di mana mereka harus membanting tulang untuk mencari sesuap nasi namun itu juga terkadang masih sering kurang dan kadang pas-pasan, karena keadaan maka mereka tidak bisa sekolah. Saat saya membeli buku ini, saya tidak sabar untuk segera membacanya dan ingin mengetahui seperti apa mimpi mereka tak terjamah untuk dapat bersekolah, larangan seperti apa yang mereka dapatkan sehingga mereka tidak dapat bersekolah? Rasa penasaran ini membuat saya secepat mungkin membaca buku ini. Saya melihat beberapa kejanggalan mulai dari anak kelas 5 SD yang sudah bisa menjadi guru di suatu sekolah terbuka. Saat kita masih kelas 5 SD kita tentu hanya dapat belajar dan mengulang pelajaran, mengajari teman bisa tetapi biasanya kita hanya memberi tahu sesuai dengan yang kita tau dan pengetahuan kita saat kita masih kelas 5 SD. Walaupun dia hanya menjadi seorang guru baca tulis dan berhitung tapi seorang anak kelas 5 SD belum memiliki tehnik mengajarkan orang lain apa lagi orang-orang dewasa. Seseorang harus meraih gelar S. Pd agar dia bisa menjadi guru, sungguh "hebat" anak kelas 5 SD ini. Apakah dia anak indigo? Ah, sudahlah yang pasti itu keganjalan yang sangat terasa.
Ketiga anak alam untuk mereka dapat bersekolah sangat keras dan mereka terlalu memaksakan hidup mereka untuk bekerja semampu mereka membiayai sekolah mereka sendiri, hal ini dapat menjadi pelajaran bagi kita kaum pelajar agar menghargai saat di mana kita dapat bersekolah dan menyukainya. Karena ilmu itu sangat mahal harganya.
Tapi sayangnya dalam buku semua yang diceritakan hanya sampai perjuangan ketiga anak miskin tersebut saat masuk kelas satu dan kenaikan ke kelas dua, tidak ada akhirnya yang menandakan bahwa mereka akhirnya berhasil ataukah memang tidak dapat lulus sampai kejenjang berikutnya. Dan menurut saya, tidak ada hubungan dengan judulnya "ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH". Karena ternyata anak miskin malah mendapatkan dukungan dari kepala sekolah, guru, juga teman-teman lainnya, jadi tidak ada yang melarang. Lingkungan pun mendukung dengan adanya pekerjaan yang dapat mencukupi untuk membiayai sekolah. Lalu di manakah kesan bahwa "ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH"?
Saya rasa judulnya terlalu berlebihan karena memang dari dulu tidak pernah ada hal seperti itu, malah biasanya mereka akan dibantu oleh sekolah jika tidak dapat membayar uang sekolah.
Judul menarik tapi sayang cerita di dalamnya kurang menyentuh hati di mana letak larangan sesuai dengan judul tersebut. Pandangan saya pada awal sebelum saya membaca Novel ini, saya berpandangan bahwa anak-anak dari keluarga miskin ini sangat ingin bersekolah tapi mereka tidak bisa, walaupun mereka sudah berusaha tapi ternyata sekolah-sekolah pun tidak mau menerima mereka, guru-guru tidak ada yang suka pada mereka, dan tantangan yang banyak saat mereka ingin masuk sekolah. Tapi ternyata tidak! Malah mereka sangat diterima saat akan masuk sekolah dan dalam membiayai sekolah pun mereka mendapat pekerjaan yang sangat membantu mereka untuk bersekolah. Dan hanya diceritakan dari mau masuk kelas satu sampai naik kelas ke kelas 2 dan itu masih pada jenjang Sekolah Dasar.
Oh Tidak!
Saat menggantung sekali rasanya.

Semoga saran dan kritik ini dapat diterima. Ini hanya opini ungkapan hati pembaca atas apa yang telah dibacanya.
Trima kasih.

1 komentar: